Cari Blog Ini

Kamis, 02 Maret 2017

Berlogika Untuk Negara

Agama bukan untuk Senjata


Biarkan cahaya menghilang asalkan bumi ini tetap terang dengan iman dan ketika mentari tak mau terbit karena enggan lagi menolong orang yang beriman namun tak paham etika kekuasan
harap dan tangis para orang tua yang miris melihat segala kejadian yang menimpa negeri ini dari jaman belanda belum datang mungkin yang namanya pengecut sudah lahir di negeri ini yang namanya pecundang sudah hidup dinegeri ini bahkah sampai sekarang pun masih lestari menghuni setiap kolong arus kehidupan mereka merasa orang yang paling pinter namun faktanya mereka pinter karena uang, mereka paling pandai dalam hal memanipulasi sebuah keadaan dimana yang salah menjadi benar dan benar menjadi salah dengan satu alasan yaitu sebuah AGAMA, miris dan tangis harus ada sebuah suara tapi apalah daya hari ini hanya bisa meratap hal kecil yang mampu terlakukan adalah berfikir melihat sebuah situasi mencerna sebuah problematika yang terkadang lebih sulit dari rumus kalkulus matematika
entahlah berfikir untuk negeri ini adalah sebuah kemewehan sebagian orang yang mau berfikir untuk kemajuan bersama walaupun sekarang masih dikuasai mereka yang punya nafsu tanpa nurani hari ini pertiwi menangis karena yang bersih dicaci dan yang berotak kotor dipuji setinggi langit tak sampai disitu ada satu yang harus diperhatikan ketika suara dilidah yang bertulang ketika sebuah kata lepas dari bibir yang terucap sudah jauh menyalahi aturan maka dan apakah itu masih bisa dijadikan sebagai pemimpin umat
dimanapun anak muda berada maka mereka harus tau mana yang harus dibela dan mana yang harus dilawan jangan hanya karena nama budaya dan agama kita terlena akan sebuah kebenaran kalian harus paham dengan alur politik yang mengalir deras dinegeri ini yang melenakan masyarakat yang tak paham dan itu yang berbahaya dari Bandung lautan api semua terjadi kerena semua ingin memiliki dan menguasai  betapa kayanya sebuah surga dunia namun insan serakah masih saja berkeliaran diatas tanah air dan bangsa tercinta ini
musuh kita hari ini bukan penista tapi mereka tikus berdasi yang menyamar jadi orang suci yang baru kemaren belajar ilmu agama namun sayang tak banyak yang tau hanya segelintir saja musuh kita hari ini adalah antek asing yang berbicara lantang anti asing eh malah kerjasama ngebela asing siapa yang pengecut disini siapa yang pecundang disini semua harus kembali pada diri masing-masing agar negara ini tetap berjalan sesuai rodanya dan melintas sesuai jalurnya
ini sulit dipahami keberhasilan para kaum serakah merubah mereka yang polos menjadi alat-alat politik semata memang sulit untuk dipahami pemikiran para elit
tapi yang harus dilakukan hari ini adalah mencintai negeri ini dengan setulus hati kita semua harus bahu membahu dan gotong-royong membangun negeri dengan kekuatan yang tak bisa ditandingi dan musuh terbesar hari ini adalah generasi tua yang banyak tingkah mereka yang terjerat namun tak berani melantangkan suara kesaksian mereka yang berdiri namun tak berani mengambil keputusan untuk mendeklarasikan sebuah keadilan biarlah itu tugas kita sebagai agen perubahan untuk menghentikan langkah biadab perampas hak rakyat
sudahilah sebuah perdebatan mulailah dengan sebuah perdamaian kita hidup dalam Bhineka Tunggal Ika yang kaya budaya dan kita berada di dalam rumah yang bertiang Pancasila dengan lima pilar yang kokoh dan kita sedang berlayar disebuah samudera yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan segala tujuan dan keinginan yang terlukis diatas awan putih yang menggambarkan dan memberi amanat Undang-undang Dasar 1945 kurang apa Negara ini hanya kurang orang-orang tulus untuk membangun bangsa dengan empat pilar titipan para pahlawan biarlah semua ini sekarang menjadi rebutan apapun yang akan terjadi esok para pemuda pasti akan berteriak dengan lantang bahwa kita semua harus bersatu padu untuk merebut sebuah konstitusi yang berkeadilan untuk rakyat sesuai dengan konstitusinya oleh rakyat dari rakyat dan untuk rakyat
biarkan nafas ini melega biarkan sibuk ini menggelora dan biarkan semua ini menjadi sejarah dan cerita baru untuk anak muda jika jaman reformasi dulu mereka bangga dengan melengserkan rezim kekuasaan yang biadab dan semena-,mena biarkan hari esok anak muda berteriak merdeka dengan merebut segala kekayaan yang dimiliki negeri ini untuk kepentingan pembangunan negera menuju Negara adidaya bukan menjadi Negara islam karena khilafah bukan jati diri bangsa ini yang berbhineka tunggal ika